Kusisir masa depan yang mulai buram...
Kuharap cinta memegang peranan penting dalam keadilan...
Agar tak ada tumbal yang harus dikorbankan...
Maka,
Satu persatu kenangan berkelebat mengelilingi fikiranku...
Tangis, tawa, senyum dan air mata berkolaborasi dalam nyata...
Dan tercipta sebentuk teatrikal watak sengkuni saat itu juga...
Aku tak lagi berfikir tentang dunia...
Karna duniaku dalam genggaman Sang Penguasa yang katanya adil dan bijaksana...
Aku hanya berusaha menciptakan dzikir rohani...
Meski tak seorangpun kan peduli...
Aku mencoba mencipta rasa dalam balutan tangis dan air mata...
Aku mencoba mengikis tragis dalam hembusan senyum dan tawa...
Maka...
Ijinkan aku "bercinta" pada Sang Pencipta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar